Rabu, 11 Agustus 2010

 

DESKRIPSI

        • Suatu kegiatan pengaturan sumber daya dalam mencapai tujuan dan sasaran dari proyek perangkat lunak, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tahapan dan target yang dikehendaki
        • Untuk menghindari dua permasalahan yaitu over-estimates dan under-estimates

Metode-metode untuk mengukur kualitas perangkat lunak

        1. Metode LOC (Lines Of Code)
        2. Metode Function Point
        3. Metode Cocomo
      1. Metode LOC (Lines Of Code)
        • teknik pengukuran besar software dengan cara menghitung baris kode program yang ada
        • Relatif terhadap bahasa/tool pemrograman dan gaya pengkodean programer
        • Tidak bisa ditentukan sebelum proyek pengembangan menyelesaikan tahapan implementasi (pengkodean

image

Contoh perhitungan :

  • Produktivitas = KLOC (Kilo Line of Code)/Orang-Bulan

                            Kualitas = Cacat (Kesalahan)/ KLOC

                           Biaya = Satuan uang ($ atau Rp)/KLOC

                           Dokumentasi = Jumlah halaman dokumentasi/KLOC

         2.   Metode Function Point

        • Disebut sebagai matrik function point.
        • Matrik ini diperoleh dari keterhubungan dasar antara domain informasi software dan kompleksitas software
        • Menuntut untuk dilakukan oleh seorang profesional yang berpengalaman karena memiliki tingkat subyektifitas yang cukup tinggi.
        • Terdiri dari banyak variasi, yang pada pada langkah/tahapan maupun pada isi dari tiap tahapan.
        • Varian-varian ini timbul karena metode ini dapat diubah sesuai dengan kebijakan perusahaan pengembang software.

Tahapan-tahapan menentukan function point

  1. Langkah 1 : Menghitung crude function points (CFP).

         Jumlah dari komponen fungsional sistem pertama kali diidentifikasi dan dilanjutkan dengan mengevaluasi kuantitasi bobot kerumitan dari tiap komponen tersebut. Pembobotan tersebut kemudian dijumlahkan dan menjadi angka CFP.

2. Langkah 2 : Menghitung faktor pengubah kompleksitas relatif/relative complexity adjustment   factor (RCAF) untuk proyek tersebut.

3. Langkah 3 : Menghitung Function Point (FP) dengan rumus :

    FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF)

               LANGKAH 1: MENGHITUNG CRUDE FUNCTION POINTS (CFP)

Perhitungan CFP melibatkan 5 tipe komponen sistem software berikut :

1.Jumlah macam aplikasi input

2.Jumlah macam aplikasi output

3.Jumlah macam aplikasi query online (aplikasi ini berhubungan dengan query terhadap data yang tersimpan).

4.Jumlah macam file/tabel logic yang terlibat

5.Jumlah macam interface eksternal (output atau input yang dapat berhubungan dengan komputer lewat komunikasi data, CD, disket, dan lain-lain).

Langkah berikutnya adalah memberikan faktor bobot pada tiap komponen di atas berdasarkan kompleksitasnya.

image

LANGKAH 2 : MENGHITUNG FAKTOR PENGUBAH KOMPLEKSITAS RELATIF/RELATIVE COMPLEXITY ADJUSTMENT FACTOR (RCAF).

      RCAF berfungsi untuk menghitung kesimpulan kompleksitas dari sistem software dari beberapa subyek karakteristik.

     Penilaian berskala 0 sampai 5 diberikan pada tiap subyek yang paling berpengaruh terhadap usaha pengembangan yang dibutuhkan

LANGKAH 3 : MENGHITUNG FUNCTION POINT (FP)

Nilai function point untuk sistem software tersebut kemudian dihitung berdasarkan hasil dari tahap 1 dan 2 yang dimasukkan ke dalam formula:

FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF)

             KELEBIHAN METODE FUNCTION PONIT

        1. Perkiraan dapat disiapkan pada tahap pra-proyek dan oleh karena itu maka manajemen dapat didukung dalam usaha persiapan proyek.
        2. Karena metode ini berbasiskan pada dokumen spesifikasi requirement (tidak berdasarkan pada tool pengembangan atau gaya pengkodean programer), kehandalan metode ini relatif tinggi.

             KEKURANGAN METODE FUNCTION POINT

        1. Hasil perhitungan FP tergantung pada manual penggunaan function point yang digunakan.
        2. Terkadang ada beberapa proyek yang tidak memiliki dokumen spesifikasi requirement mendetail pada tahap pra-proyek.
        3. Seluruh proses penghitungan memerlukan profesional yang berpengalaman
        4. Banyaknya evaluasi yang dibutuhkan berdampak pada hasil yang terlalu subyektif
        5. Penghitungan FP dilakukan hanya didasarkan pada sistem pemrosesan data. Padahal aspek-aspek lain dari pengembangan sistem software juga ikut berpengaruh terhadap pengembangan itu sendiri. Oleh karena itu metode FP tidak dapat diterapkan secara universal atau masih membutuhkan dukungan perhitungan faktor lainn untuk memperkuat perkiraan

CONTOH KASUS:

Akan Dibangun Sebuah Sistem Presensi Karyawan Bernama Attend-master Yang Direncanakan Dapat Melayani Bisnis Kelas Kecil Sampai Menengah Dengan Karyawan Sebanyak 10-100 Orang. Sistem Tersebut Direncanakan Akan Memiliki Interface Dengan Paket Software Dari Perusahaan Lain Yaitu Human-master, Yang Melayani Sumber Daya Manusia Dan Wage-master Yang Melayani Penggajian. Attend-master Direncanakan Dapat Menghasilkan Beberapa Laporan Dan Query Online. Dari Dokumentasi Requirement Sistem Software Yang Direncanakan Ini, Didapatkan Data Flow Diagram (DFD) Yang Ditunjukkan

Pada Gambar 1

image

LANGKAH 1 : MENGHITUNG CRUDE FUNCTION POINTS (CFP)

    1. Jumlah aplikasi input = 2
    2. Jumlah aplikasi output = 3
    3. Jumlah query online = 3
    4. Jumlah file logic = 2
    5. Jumlah interface eksternal = 2

image

LANGKAH 2 : MENGHITUNG RELATIVE COMPLEXITY ADJUSTMENT FACTOR (RCAF)

image

LANGKAH 3 : MENGHITUNG FUNCTION POINT (FP)

              FP = CFP x (0.65 + 0.01 x RCAF)

                   = 81 x (0.65 + 0.01 x 41)

                   = 85.86 ( Baik )

http://sisteminfomasi.blogspot.com/

 

Apabila mau lebih lengkap dengan penjelasan tentang pengukuran kualitas software dapat dilihat DISNI

1 komentar:

JAUH JAUH HARI mengatakan...

Maaf Gan mau nany,
nilai FP yang 85,86 itu dikatakan Baik dari mana ya???

:nyimak :bata :bingung :capede :cendol :rate :duka :malu2 :malu :marah :metal :nangis :ngacir :ngakak :ngintip :pertamax :siul :tkp

Posting Komentar

Super Mario Game